Kamis, 30 April 2015
Virtualisasi Data Center
Peran masing-masing perusahaan dalam FlexPod (Cloud Service by VMware, Cisco, dan NetApp).
Sumber : http://www.jagatreview.com/
Kemarin saya baru saja mendapatkan kuliah tentang Virtualisasi data center di kampus. Virtualisasi data center sangat menarik untuk di pelajari dalam dunia jaringan komputer karena terkenal dengan efisiensi dan efektivitasnya dalam mengelolal data center yang sangat jauh berbeda dengan teknik tradisional yang biasa diterapkan. Kesempatan kali ini saya akan menguraikan tentang konsep virtualisasi data center beserta contohnya menggunakan VMware vSphere.
Konsep Dasar
Pengertian Virtualisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, virtual berarti (secara) nyata, sedangkan akhiran –isasi menyatakan
makna melakukan, proses, usaha, atau kegiatan. Berarti virtualisasi adalah
proses menyatakan atau membuat sesuatu menjadi nyata. Sedangkan dalam
ilmu komputer, virtualisasi bisa diartikan sebagai
pembuatan suatu bentuk simulasi dari sesuatu yang asalnya bersifat
fisik, misalnya sistem operasi, perangkat penyimpanan data atau sumber daya
jaringan. Definisi lainnya adalah "sebuah teknik untuk menyembunyikan
karakteristik fisik dari sumber daya komputer dari bagaimana cara sistem lain,
aplikasi atau pengguna berinteraksi dengan
sumber daya tersebut. Hal ini termasuk
membuat sebuah sumber daya
tunggal (seperti server, sebuah
sistem operasi, sebuah aplikasi, atau peralatan penyimpanan terlihat berfungsi
sebagai beberapa sumber daya logikal; atau dapat juga termasuk definisi untuk
membuat beberapa sumber daya fisik (seperti beberapa peralatan penyimpanan atau
server) terlihat sebagai satu sumber daya logikal.”
Pengertian Data Center
Pusat data
atau yang lebih dikenal Data Center adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk
menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem
telekomunikasi dan penyimpanan data. Fasilitas ini biasanya mencakup juga catu
daya redundan atau cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol
lingkungan (mis. AC, ventilasi), pencegah bahaya kebakaran, serta piranti
keamanan fisik. Salah satu penempatan server untuk website atau database.
Data Center merupakan fasilitas
yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer
dan sistem penyimpanan data
(storage) yang dikondisikan
dengan pengaturan catudaya,
pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan
sistem pengamanan fisik.
Pengertian Virtualisasi Data Center
Virtualisasi data center adalah
melakukan konsolidasi dan melakukan pengurangan jumlah server dalam bentuk
fisik, caranya dengan menciptakan mesin virtual dalam jumlah banyak yang
ditempatkan di beberapa host fisik, menggunakan storage dan jaringan.
Kelebihan dan Kekurangan Virtualisasi Data
Center
Keuntungan
Virtualisasi telah menjadi
istilah trend dalam beberapa tahun terakhir di sejumlah kalangan yang bergelut
dengan infrastruktur data center. Dengan menerapkan konsep ini, pemilik data
center akan mengambil keuntungan dari berkurangnya beban biaya untuk pembangunan fasilitas gedung,
power supply, sistem pendingin ruangan, penyederhanaan administrasi dan
pemeliharaan.
Namun pendapat pribadi, tidak semua sistem dapat di virtualisasikan. Mungkin sebuah database server
dengan beban berat untuk menghandle sekian transaksi per detiknya,
memasukkannya ke dalam suatu lingkungan virtual akan menjadi sangat beresiko,
terutama menyangkut performansinya.Dibalik itu
semua, penerapan virtualisasi akan sangat menguntungkan bagi pemiliki data
center, berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan implementasi
virtualisasi di lingkungan data center:
1. Berkurangnya
Biaya (cost)
Dengan menggabungkan beberapa aplikasi yang
asalnya dari beberapa server menjadi satu box yang terintegrasi akan menghemat
beberapa sumber daya, seperti :
- Space (ruangan) data center, akan mengurangi jumlah biaya untuk pembangunan gedung data center.
- Berkurangnya jumlah hardware (server), akan mengurangi pemakaian power supply dan juga sistem pendingin udara karena heat (panas) yang diproduksi dari operasional server berkurang.
2. Mengurangi
Ketergantungan pada satu vendor
Dengan virtualisasi, abstraksi
antara hadware dan software (perangka lunak) akan menjadi lebih transparan,
dimana aplikasi yang berjalan diatasnya tidak lagi peduli dengan hardware yang
dipakai (di layer bawahnya). Dengan demikian keterkaitan antara aplikasi
(software) untuk menggunakan hardware tertentu saja bisa
diminimalisir. Dengan demikian data center owner
akan lebih flexible dalam menentukan hardware (server) yang akan digunakan di
data center-nya.
3. Re-deploy
Sistem (Aplikasi) Akan semakin Cepat
Memindahkan suatu sistem
(aplikasi) dari satu perangkat ke perangkat lain akan menjadi lebih
ber’keringat’ jika dilakukan dengan hardware terpisah. Harus ada sistem
backup/restore yang diimplementasikan pada mesin lama dan mesin baru. Dengan
adanya virtualisasi memindahkan snapshot dari suatu instance ke instance lain
akan lebih cepat lagi. Tentu ini dilakukan dalam satu sistem Virtual machine.
4. Proses
Recovery yang Lebih Baik
Proses disaster recovery akan
menjadi lebih cepat dilakukan sepanjang snapshot dari suatu virtual machine
telah tersedia berkat sistem backup yang telah berjalan. Dengan memiliki
snapshot yang upto-date, memindahkan ke suatu lingkungan baru akan menjadi
lebih mudah dan cepat.
5. Lingkungan
Testing yang Baik
Virtualisasi merupakan
lingkungan yang baik untuk melakukan testing sistem aplikasi yang baru, dimana
sistem lama masih tetap berjalan. Pada saat testing telah dilakukan dengan
sukses, maka memindahkan ke lingkungan operasional akan menjadi lebih mudah.
Penggunaan virtual machine di
data center akan menghemat resource perusahaan dan menjadikan pekerjaan system
administrator menjadi lebih simpel.
Kelemahan
1. Satu
Pusat Masalah. Virtualisasi bisa dianalogikan dengan menempatkan semua telur
didalam 1 keranjang. Ini artinya jika server induk bermasalah, semua sistem
virtual machine didalamnya tidak bisa digunakan. Hal ini bisa diantisipasi
dengan menyediakan fasilitas backup secara otomatis dan periodik atau dengan
menerapkan prinsip fail over/clustering
2. Spesifikasi
Hardware. Virtualisasi membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk
menjalankan server induk dan mesin virtual didalamnya
3.
Satu Pusat Serangan. Penempatan semua server
dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan. Jika hacker
mampu menerobos masuk kedalam sistem induk, ada kemungkinan ia mampu menyusup
kedalam server- server virtual dengan cara menggunakan informasi yang ada pada
server induk.
C. Infrastruktur Virtual Menggunakan VMware®
vSphere®
VMWare merupakan salah software
virtualisasi yang masih mempin di bidangnya saat ini. Dengan seiringnnya
kemajuan teknologi dan kebutuhan banyaknya informasi ataupun tempat penyimpanan
data yang aman, maka dengan pelatihan implementasi dan administrasi VMWare ini
bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan Anda, baik di perusahaan maupun
instansi.
Memilih platform virtualisasi
yang tepat untuk membangun Data Center Vitual, private maupun cloud infrastructure internal, adalah
sesuatu yang sangat penting. Suatu sistem infrastruktur virtualisasi yang
meliputi virtualisasi, manajemen, optimisasi sumber daya, ketersediaan aplikasi
dan kemampuan otomasi operasional TI.
VMware vSphere membentuk sistem
virtualisasi diatas fisik hardware dan kumpulan sumber daya TI untuk data
center, serta meliputi komponen :
•
VMware® ESXi : Platform virtualisasi untuk
vSphere.
• VMware®
vCenter® Server™ : Perangkat bantu untuk melakukan manajemen virtualisasi,
konfigurasi, provisi sumber daya TI.
•
VMware® vSphere® Client™ : Antar muka untuk
membolehkan pengguna melakukan konfigurasi secara remote terhadap vCenter®
Server atau ESXi dari PC bersistem operasi Microsoft® Windows®.
•
VMware® vSphere® VMFS : Sistem file yang
memiliki kinerja
tinggi,
digunakan untuk mesin-mesin virtual pada ESXi.
•
VMware® vSphere® Virtual Symmetric
Multiprocessing : Fasilitas yang memungkinkan suatu mesin virtual dapat
menggunakan lebih dari satu prosesor fisik secara
simultan.
vSphere® juga
menyediakan beberapa fungsionalitas sebagai berikut :
• Manajemen
sumber daya (menggunakan vSphere® Distributed Resource Scheduler).
• Ketersediaan
(menggunakan vSphere® High Availability).
• Proteksi
data (menggunakan VMware® Consolidated Backup and
Gambar 1. Arsitektur VMware® vSphere ® berikut komponen
pendukungnya
Pada pembahasan teknis berikut ini,
akan diulas secara mendalam, konsep-konsep inti virtualisasi dan produk VMware®
vSphere®.
Infrastruktur
Fisik
Pada infrastruktur fisik, operating system dan software
berjalan diatas komputer atau server fisik.
Beberapa tantangan baru meningkat pada saat menjalankan sejumlah besar server-server fisik di data center,
antara lain :
- Model infrastruktur fisik sudah dirasakan tidak fleksibel dan tidak efisien.
- Perencanaan dan biaya infrastruktur seperti luasan server, luasan rak server, daya listrik, sistem pendinginan, sistem perkabelan dan provisi server merupakan masalah yang dihadapi staff TI.
- - Umumnya terdapat hubungan antara komputer atau fisik server dengan software yang berjalan diatasnya. Pada saat utilitas penggunaan server hanya 5-10%, maka perbandingan pemakaian sumber daya menjadi 1:1, sehingga biaya untuk luasan server, daya listrik, sistem pendinginan menjadi sangat tinggi.
- - Implementasi server-server fisik merupakan proses yang memakan waktu. Pada lingkungan fisik, waktu yang ada digunakan untuk proses pengadaan hardware, penempatan server pada data center, instalasi operating system dan instalasi serta konfigurasi aplikasi yang akan dijalankan. Selain itu terdapat aktivitas berupa konfigurasi aturan firewall, konfigurasi port pada switch dan konfigurasi storage. Semua aktivitas tersebut membutuhkan waktu dalam hitungan pekan.
Infrastruktur
Virtual
Teknologi virtualisasi
memungkinkan penambahan beban kerja komputasi pada server tunggal dengan proses konsolidasi lingkungan dan sumber daya
komputasi. Kelebihan dari konsolidasi tersebut adalah masing-masing mesin
virtual dapat menggunakan sumber daya penyimpanan redundant dan konektivitas jaringan tanpa penambahan biaya
penyimpanan dan kompleksitas perkabelan jaringan yang sebelumnya digunakan pada
infrastruktur fisik.
Gambar 2. Infrastruktur Virtual
dengan tipe storage yang bervariasi
Masing-masing
mesin virtual dihubungkan dengan konektivitas yang bersifat redundant sebagai hasil dari setiap host yang memiliki konektivitas yang
bersifat redundant. Rasio atau
perbandingan antara jumlah host atau mesin virtual dengan jumlah sumber daya,
yaitu 1:1 untuk infrastruktur fisik, meningkat menjadi 6:1 untuk infrastruktur
virtual (seperti terlihat pada gambar 1) menjadi 30:1 untuk infrastruktur
virtual (pencapaian jumlah mesin virtual yang berhasil dibuat untuk penggunaan
aplikasi normal).
Peningkatan rasio yang
signifikan tersebut ditengarai dapat meningkatkan penghematan biaya dan
penurunan kompleksitas perkabelan. Infrastruktur virtual diyakini dapat
mengurangi jumlah luasan data center yang digunakan, jumlah penggunaan tempat
rak server, daya listrik, sistem pendinginan, perkabelan jaringan, media
penyimpanan serta beberapa komponen jaringan komputer dengan pengurangan jumlah
mesin-mesin fisik.
Penggunaan teknologi virtualisasi juga dapat
mengubah cara deployment server-server
yang akan digunakan. Staff Departemen TI tidak perlu menunggu pengadaan
hardware atau instalasi perkabelan (jaringan dan daya listrik), seperti pada
infrastruktur fisik. Deployment mesin
virtual dapat dilakukan dengan menggunakan antar muka grafis yang mudah, sehingga
deployment mesin virtual dapat
dilakukan dalam hitungan menit, berbeda halnya dengan deployment mesin fisik.
Secara manajemen penggunaan
sumber daya TI, pengaturan mesin-mesin
virtual yang berjalan diatas host, dilakukan
secara terpusat, menggunakan perangkat bantu vCenter® Management Server.
Perangkat bantu tersebut dapat diinstalasikan pada salah satu mesin virtual,
atau juga dapat diinstalasikan pada hardware
fisik yang spesifikasinya lebih rendah daripada host untuk mesin-mesin virtual. Gambar 2 memperlihatkan manajemen
sumber daya yang dilakukan secara terpusat menggunakan vCenter® Management
Server.
Gambar 3. Manajemen sumber daya
terpusat untuk pengaturan arsitektur virtual.
Arsitektur
Fisik vs Arsitektur Virtual
Beberapa perbedaan antara arsitektur fisik dengan arsitektur
virtual berdasarkan aspek-aspek seperti kemudahan pemindahan atau duplikasi,
penggunaan komponen sumber daya, siklus pemanfaatan sumber daya untuk aplikasi,
kemudahan peningkatan spesifikasi sumber daya, dapat kita lihat sebagai berikut
:
Mesin
Fisik
|
Mesin
Virtual
|
|||||
Staff
Departemen TI memerlukan usaha yang cukup besar untuk memindahkan atau
melakukan duplikasi mesin fisik.
|
Staff
Departemen TI dimudahkan dalam usaha memindahkan atau melakukan duplikasi
mesin virtual, dengan cara :
-
Proses enkapsulasi mesin virtual kedalam
berkas-berkas.
-
Tidak tergantung pada perangkat keras server secara
fisik.
|
|||||
Mesin
fisik terikat pada
Komponen-komponen sumber daya secara spesifik.
|
Mesin
virtual tidak terikat pada komponen-komponen sumber daya secara spesifik,
dengan cara :
-
Adanya proses isolasi antara satu mesin
virtual
dengan mesin virtual lainnya.
-
Adanya proses insulasi
terhadap perubahan
perangkat keras.
|
|||||
Mesin
fisik sering memiliki siklus pema sumber daya untuk apli relatif lebih
singkat.
|
kali
nfaatan kasi yang
|
Mesin
virtual memiliki kemampuan untuk menyediakan siklus pemanfaatan sumber daya
yang lebih lama, bahkan mesin virtual dapat digunakan sebagai sumber daya
bagi legacy applications.
|
||||
Mesin
fisik memerlukan penanganan secara fisik dan personal untuk peningkatan
spesifikasi sumber daya (processor,
memory, hardisk, storage).
|
Mesin
virtual memungkinkan proses konsolidasi sumber daya (processor, memory, hardiskk storage), sehingga
tidak memerlukan penanganan secara fisik dan personal untuk peningkatan
spesifikasi sumber daya.
|
|||||
Pada mesin server fisik,
instalasi sistem operasi
|
seperti
|
Microsoft®
|
||||
Windows®, Linux dan lainnya
dilakukan langsung
|
diatas
|
hardware.
|
||||
Pendekatan instalasi langsung tersebut memerlukan driver untuk perangkat keras spesifik.
Pada saat terjadi peningkatan spesifikasi hardware
fisik dengan perangkat yang baru, maka diperlukan driver perangkat keras yang baru saja dipasang. Proses peningkatan
spesifikasi hardware juga memerlukan
penanganan technical support.
Mesin virtual adalah 100% software, yang tidak lebih dari
sekumpulan file.
Kumpulan file ini termasuk file-file yang
disebut virtual disk, menggantikan
media penyimpanan hardisk. Semua file untuk sebuah mesin virtual
diletakkan pada satu direktori yang distandarisasi dengan device driver, sehingga hardware
upgrade dapat dilakukan tanpa mengubah mesin
virtual.
Sekumpulan mesin
virtual terisolasi antara satu mesin virtual dengan mesin virtual lainnya,
sehingga pada satu host yang sama,
dapat dijalankan server database dan server e-mail tanpa terganggu konflik
ketergantungan software dan konflik
peningkatan kinerja server. Fleksibilitas mesin virtual berupa sekumpulan file memungkinkan seluruh mesin virtual
dipindahkan ke server baru pada saat terjadinya peningkatan kapasitas hardware. Kemudahan tersebut membuat
proses perencanaan pemulihan bencana dan proses testing menjadi lebih mudah.
Hypervisor
Pengelola virtualisasi biasa
disebut sebagai hypervisor, merupakan jenis piranti lunak yang menciptakan
mesin virtual yang beroperasi secara terpisah dari satu sama lain (terisolasi)
pada satu piranti. Dengan kata lain, hypervisor yang memungkinkan sistem
operasi yang berbeda untuk dijalankan secara terpisah dari satu sama lain meskipun
masing-masing sistem ini menggunakan daya komputasi
dan kemampuan
penyimpanan pada komputer yang sama. Dalam
perkembangannya hypervisor dibagi dalam 2 jenis yang
berbeda yaitu:
1.
Hypervisor jenis 1
Hypervisor jenis 1 disebut dengan hypervisor
native/bare metal, yaitu hypervisor yang dapat langsung di install pada piranti
keras server yang kosong (bare metal) yang belum berisi sistem operasi apapun.
Artinya hypervisor ini telah menjadi satu paket dengan sistem operasi.
2.
Hypervisor jenis 2
Hypervisor jenis 2 disebut dengan
hypervisor host/desktop, yaitu hypervisor yang berjalan diatas sistem operasi
sehingga membutuhkan sistem operasi untuk dapat menjalankan hypervisor
tersebut.
Virtualisasi
menggunakan Bare-Metal Hypervisor
Suatu sistem bare-metal
hypervisor tidak memerlukan sistem operasi. Pada vmware®, hypervisor tersebut adalah sistem
operasi. Pada gambar 3, terlihat arsitektur ESXi dari vmware® yang menggunakan hypervisor.
Untuk belajar lebih dalam mengenai VMware vSphere dapat di akses melalui http://www.cloudindonesia.or.id/ search dengan keyword "vSphere" pada kotak pencarian web. disediakan duabelas tulisan tentang vSphere yang ditulis oleh Bapak Santoso
Referensi:
http://www.vmware.com/products/vsphere/mid-size-and-enterprisebusiness/overview.html http://ruang-it.com/apa-itu-virtualisasi-2/ ilmukomputer.com http://opencontent.org/opl.shtml
Best Practice Perancangan Fasilitas Data Center.pdf VMware Infrastructure Architecture Overview whitepaper,
www.vmware.com
Referensi:
http://www.vmware.com/products/vsphere/mid-size-and-enterprisebusiness/overview.html http://ruang-it.com/apa-itu-virtualisasi-2/ ilmukomputer.com http://opencontent.org/opl.shtml
Best Practice Perancangan Fasilitas Data Center.pdf VMware Infrastructure Architecture Overview whitepaper,
www.vmware.com
http://www.vmware.com/products/vsphere/mid-size-and-enterprisebusiness/overview.html
VMware vSphere Overview : ESXi 5.0 and vCenter Server 5.0
Manual.
VMware
Infrastructure Architecture Overview White Paper (vi_architecture_wp.pdf).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Merancang Jaringan Gedung Bertingkat A. Desain Perancangan Jaringan Seperti tema pada makalah ini, kami merancang jaringan kom...
-
Bajingan adalah sebuah istilah yang muncul di tanah Jawa untuk menunjuk seorang pengendara gerobak sapi. Dalam salah satu novel t...
-
25 Fungsi Virtualisasi ditinjau dari vSphere VMware vSphere 5. Sumber : http://drh2.img.digitalriver.com/ Fungsi Secara Umum S...
-
“TERJEMAHKAN AKU” By : Randi Proska Sandra Bayangkan jika sunyi menjadi temanmu Dan keramaian adalah musuhmu Itulah aku......
-
Virtualisasi Data Center Peran masing-masing perusahaan dalam FlexPod (Cloud Service by VMware, Cisco, dan NetApp). Sumber : ...
-
#TeachTheWeb: An Amazing Experience be a Firefox Student Ambassador Globalization make increasingly rapid development of i...
-
Arsitektur Mikroprosessor: CISC Kompleks, Kesimpelan RICS Lebih Baik Perbedaan Instruksi CISC dan RISC Selamat malam pembaca semuany...
-
CISCO Meraki MR34 Dual-konkuren Access Point 802.11ac MIMO 3x3 Dengan Penggunaan 3 Radio untuk Keamanan dan Manajemen RF (Radio Frequ...
-
Jakarta - Zaman sekarang, banyak sekali hal yang bisa dilakukan melalui internet. Mulai dari menyusun keuangan sampai memesan makan m...
0 komentar:
Posting Komentar